Agama Buddha mengajarkan bahwa keberadaan hantu atau setan adalah hasil dari karmic yang tidak baik dan karenanya harus diatasi melalui praktik-praktik spiritual yang benar dan positif.
Agama Buddha juga mempercayai yang namanya hantu. Mereka menyebut hantu atau setan itu sebagai peta. Bahkan ada kitab khusus dalam agama Buddha yang membahas hanya soal hantu saja yaitu kitab Petavatthu.
Ada banyak jenis hantu menurut agama Buddha. Pembagiannya berdasarkan jenis makanan yang dimakan dan wujudnya. Seperti ada hantu spesialis pemakan ludah atau dahak. Jadi kalau ada orang yang meludah di jalan, langsung dijilat sama hantu jenis ini.
Ada hantu spesialis pemakan tahi saja. Jadi kalau ada orang berak, dia sudah nunggu persis di sebelahnya. Tentu saja, yang dimakan bukanlah materi atau wujud fisiknya, melainkan energi yang terkandung dalam tahi itu.
Ada hantu yang berwujud biksu atau biksuni. Mereka ini memang dulunya biksu. Karena berkelakuan buruk, setelah mati jadi begitu.
Umumnya hantu kelaparan dan kehausan. Ada yang bisa makan makanan manusia ( tentu hanya menyerap energinya saja ), ada yang hanya makan kotoran seperti yang sudah disebutkan diatas. Ada yang tidak bisa makan apapun
Dalam agama Buddha, cara mengatasi hantu atau setan adalah dengan mempraktikkan Dharma, yaitu ajaran-ajaran Buddha yang mengajarkan tentang kebijaksanaan, kasih sayang, dan kebajikan. Dharma membantu individu untuk memperbaiki diri sendiri dan melawan energi negatif yang mungkin mempengaruhi kehidupan mereka.
Selain itu, praktik meditasi dalam agama Buddha juga dapat membantu mengatasi hantu atau setan. Meditasi membantu memfokuskan pikiran dan menenangkan emosi, sehingga memungkinkan seseorang untuk melihat ke dalam dirinya sendiri dan mengenali sumber ketakutan atau kegelisahan yang mungkin menjadi pangkal masalah.
Selain praktik Dharma dan meditasi, agama Buddha juga mengajarkan pentingnya karma positif dalam kehidupan seseorang. Membuat karma positif melalui tindakan baik dan kasih sayang dapat membantu seseorang membangun perlindungan spiritual yang kuat dan mengusir energi negatif.
Karena agama Buddha mengajarkan bahwa keberadaan hantu atau setan adalah hasil dari karma yang tidak baik, praktik-praktik seperti pemujaan atau permohonan untuk mengusir hantu atau setan tidak diadopsi dalam praktik agama Buddha. Sebaliknya, agama Buddha lebih menekankan pada pengembangan pikiran yang positif dan menghindari perilaku atau tindakan yang dapat menimbulkan energi negatif.
Posting Komentar