Konghucu adalah sebuah kepercayaan atau agama yang berasal dari Tiongkok dan memiliki pengaruh yang kuat dalam budaya Tionghoa dan beberapa negara Asia Timur lainnya. Kepercayaan Konghucu didasarkan pada ajaran-ajaran Kong Zi (Kong Fuzi atau Confucius dalam bahasa Inggris), seorang filosof dan guru Tionghoa terkenal yang hidup pada abad ke-5 SM.
Konghucu merupakan agama terakhir yang diakui di Indonesia. Dalam perspektif konghucu mereka menyebut hantu bukanlah hantu tetapi adalah roh-roh manusia yang sudah mati.
Walaupun konghucu tidak mengakui keberadaan hantu atau setan dalam keyakinan mereka. Namun, ada beberapa praktik yang digunakan oleh beberapa orang konghucu dalam menghadapi kejadian supranatural yang tidak diinginkan.
Salah satu cara yang sering dilakukan oleh orang konghucu adalah dengan membakar kertas merah yang telah dilipat menjadi bentuk uang atau barang yang dibutuhkan di kehidupan setelah mati, seperti rumah, mobil, atau pakaian. Praktik ini disebut sebagai "pembakaran harta karun" dan diyakini dapat menenangkan roh-roh gelisah atau mengusir setan yang meresahkan.
Selain itu, dalam konghucu, penting untuk mempertahankan keharmonisan dan keseimbangan alam semesta. Oleh karena itu, beberapa praktik spiritual seperti meditasi, doa, dan peningkatan kebajikan diri dapat membantu mengusir energi negatif dan membawa kedamaian dan kesejahteraan ke dalam hidup seseorang.
Namun, perlu diingat bahwa konghucu lebih menekankan pada peningkatan moral dan etika pribadi, serta menghormati dan memelihara hubungan yang baik dengan sesama manusia dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, ketika menghadapi situasi yang tidak diinginkan, lebih baik untuk berfokus pada peningkatan diri sendiri dan mencari solusi yang harmonis dengan keadaan sekitar, daripada mencari cara untuk mengusir atau melawan kekuatan supranatural yang mungkin tidak ada.
Walaupun konghucu lebih menghindari sebutan hantu. Tetapi konghucu justru memiliki festival unik yang mereka sebut sebagai festival hantu. Salah satu festival yang paling terkenal adalah Festival Bulan Mati atau "Ghost Month Festival", yang berlangsung pada bulan ketujuh kalender Tionghoa. Pada saat ini, dipercaya bahwa gerbang dunia lain terbuka dan roh-roh orang yang telah meninggal dapat berkelana ke dunia manusia. Oleh karena itu, masyarakat mengadakan berbagai upacara dan memberikan persembahan untuk menghormati para leluhur dan memperkuat hubungan mereka dengan dunia spiritual.
Selain itu, ada juga tradisi menyelenggarakan pertunjukan Teater Hantu selama Festival Bulan Mati, di mana aktor mengenakan topeng dan pakaian yang menyerupai hantu dan menampilkan pertunjukan di jalanan. Tujuannya adalah untuk mengusir roh-roh jahat yang berkeliaran dan menghibur orang-orang yang hadir. Namun, penting untuk dicatat bahwa ini adalah festival budaya dan tidak ada hubungannya dengan praktik agama Konghucu secara langsung.
Posting Komentar